*JK Berubah, SBY Tetap Tenang, Mega Harus Berubah
Debat Calon Presiden untuk Pemilu 8 Juli mendatang kembali digelar. Dibanding Debat Capres yang pertama, Debat Capres kali ini terasa lebih hidup. Mungkin didukung oleh moderator Aviliani yang secara lugas dan tanpa beban melontarkan pertanyaan-pertanyaan kepada para kandidat, serta mungkin para kandidat sudah mulai terbiasa dengan kebiasaan debat, dan tentunya termasuk kebebasan yang diberikan jika para kandidat ingin berjalan-jalan di panggung (tidak diam di tempat saja) saat menjawab pertanyaan.
Yang cukup mencolok berubah adalah JK dimana JK kembali menjadi dirinya sendiri. Setelah dalam debat pertama yang nampaknya JK berada di bawah bayang-bayang SBY, yang secara psikologis masih bermitra sebagai Wakil Presiden, dengan batik panjang yang dikenakannya, JK berubah menjadi lebih percaya diri dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan tangkas.
Sementara itu, SBY tetap tenang seperti biasa, menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan hati-hati. Namun begitu, ketika ada sentilan-sentilan dari kandidat lain, SBY juga tidak kalah sigap membalas sentilan-sentilan, sehingga membuat ebat menjadi lebih hidup. Namun memang, saling sentil yang terjadi belum mengarah pada posisi menjelek-jelekan atau bahkan saling menjatuhkan.
Yang nampaknya tidak berubah adalah Megawati. Mega mungkin nampaknya perlu lebih bersemangat dalam menjawab pertanyaan, konsisten dan lebih melihat ke depan. Sebab, dalam beberapa kali menjawab, Mega selalu kembali ke belakang (flash back) tentang apa yang sudah dilakukannya dulu sewaktu menjadi Presiden. Tanpa cara pandang yang lebih luas, keluar dari kungkungan apa yang dilakukan pada masa lalu (terlebih apresiasi prestasi terhadap Mega tidak begitu baik, terbukti Mega kalah dalam Pipres 2004), membuat Mega yang dulu akan sama dengan Mega sekarang, yang muaranya akan kalah lagi dalam Pilpres mendatang. Memang Mega sempat mengemukakan bahwa JK pernah menjadi ”pembantunya” (baca: Menko Kesra-nya), namun arah pembicaraanya ke mana tidak secara jelas disampaikan.
Secara keseluruhan, Debat Capres kali ini lebih baik, namun memang tetap harus dicoba untuk menggunakan sistem panelis, sehingga proses elaborasi dan variasi pertanyaan juga akan lebih berwarna. Yang juga belum berubah adalah debat yang sering terpotong oleh iklan-iklan. Sehingga yang terjadi seperti parade iklan yang diselingi debat. Iklan sesungguhnya bisa disampaikan di saat pembuka dan penutup saja.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar