Barisan bloger kian mendapatkan tempat saja. Semalam Capres Prabowo bertemu dengan para blogger untuk, tentu saja, mengenalkan dirinya, programnya dan muaranya adalah dukungan blooger dalam proses pen-capres-annya. Apa yang dilakukan Prabowo, bukan merupakan Capres pertama yang menggaet blogger. Beberapa waktu itu, Wapres JK juga mengajak para blogger bertemu, bahkan tokoh blogger sebagaimana dikutip dari Okezone.com, ikut dalam aktivitas kampanye JK.
Tiap aktivitas punya pilihan-pilihan, begitu juga dengan blogger. Wajar jika tokoh-tokoh politik menyeret blogger dalam barisan pemberi dukungan, mengingat potensi blogger cukup besar. Jika pengguna internet di Indonesia menurut catatan APJII sekitar 30 juta, tentu angka ini bukan angka sembarangan jika dimasukkan dalam kalkulasi hitungan dukungan politik. Namun, tentu upaya tokoh politik tidak akan berarti apa-apa jika para blogger menyambut dengan dingin. Yang terjadi, beberapa blogger (karena tidak semua blogger tertarik dan mau ditarik), menyambut ajakan tersebut. Tentu dengan beragam motivasi.
Perkembangan penggunaan media IT sebagai sarana kampanye dan menarik dukungan, memang tuntutan jaman. Namun sebagai blogger, saya menyayangkan jika para blogger atau atas nama blogger Indonesia, kemudian ditarik ke wilayah politik. Nge-blog adalah sebuah hobi, kesenangan, sarana berbagi cerita, ilmu maupun sekadar iseng-iseng mengisi waktu. Jika memang ada tulisan blog mengenai politik silakan-silakan saja, namun tidak dengan mengkomunitaskan blogger dengan partai politik, apalagi jika kemudian mengiming-imingi komunitas blog tertentu mencontreng partai tertentu.
Kembalikan Blogger ke khittah-nya, dan tolak politisasi blogger.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Wah sayang sekali dalam 2x kesempatan blogger diundang calon kandidat presiden, mas Heru sebagai blogger tidak datang. sehingga mungkin belum bisa menangkap esensi persoalan dan apa yang terjadi dalam interaksi antara blogger dan "pejabat" tersebut secara utuh. Yang pasti, nge-blog bagi sebagian orang sudah mulai menjadi profesi. Bahkan di beberapa negara reputasi dan kredibilitas blogger sudah jauh lebih tinggi ketimbang wartawan mainstrean. Mereka menjadi rujukan bagi banyak pihak. JIka ada pihak yang melihat bahwa blogger seperti halnya social media networking lainnya sebagai komunitas yang dianggap mampu menjadi medium komunikasi mereka, wajar2 saja. Kembalikan saja ke blogger-nya masing2....nggak usah terlalu berlebihan menganggap ini politissi lah....
ya apalah awak ini Mbak, pakai diundang2, saya kan bukan blogger ngartis atau eksklusif, yang hanya nge-blog untuk hobi saja, bukan memberitakan kampanye...
Posting Komentar