Densus 88 diberitakan menembak mati orang yang diduga sebagai teroris di Warnet di kawasan Pamulang, Tangerang. Peristiwa ini, kalau diikuti mempunyai hubungan diketahuinya kelompok teroris di Serambi Mekkah, Aceh. Apalagi, hal itu diperkuat dengan blog bernama alufuq.wordpress.com, yang memuat ajakan jihad dan pernyataan bahwa ada kelompok yang mengaku sebagai Tandzim Al Qoidah Indonesia Serambi Makkah yang menyinggung soal jihad di Aceh.
Beberapa waktu lalu, di tengah perkembangan pasca peledakan bom JW Marriott dan Ritz Carlton, satu kelompok yang mengatasnamakan diri sebagai Tanjim Al Qo’idah Indonesia mengaku bertanggung jawab atas ledakan bom itu. Pernyataan mereka beredar luas di internet. Salah satu situs yang memuat statement kelompok yang dipimpin Abu Mu’awwidz Nur Din bin Muhammad Top adalah http://mediaislam-bushro.blogspot.com. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah itu benar pernyataan Noordin? Sebab, selama ini, dalam aksi terorisme di Indonesia, tidak pernah ada pihak yang merasa bertanggung jawab, dan mengaku peledakan itu adalah ulah mereka, yang disebut sebagai teroris.
Terkait dengan hal itu, ada beberapa catatan yang bisa dikemukakan:
1. Salah satu kunci dari penelusuran terorisme adalah melalui teknologi informasi. Di era informasi seperti sekarang ini, jangan lah pernah dipikir bahwa kejahatan terorisme akan tetap menggunakan media tradisional saja, dengan sel-sel yang rapi, namun juga menggunakan kemajuan teknologi informasi. Beberapa kasus yang pernah mengemuka adalah penggunaan laptop oleh Imam Samudra, ini yang dilakukan beberapa teroris yang ditelusuri di beberapa negara seperti Inggris.
2. Pemanfaatan teknologi informasi dalam terorisme bukan hal baru. Sebelumnya, dengan hadirnya situs propraganda anshar.net untuk memasyarakatkan apa yang mereka sebut dengan Jihad. Selain situs anshar.net, dibeli juga domain anshar.org dan anshar.info oleh orang yang sama, yang dalam ini menamakan dirinya Maz Fiderman. Menurut catatan Network Solution, anshar.net sudah terdaftar sejak 2001. Dengan administrative contact adalah Gede Batang dan menggunakan alamat di Ambon, Maluku. Ada kemungkinan situs ini sudah lama berfungsi dan dijadikan media berkomunikasi dan propaganda para teroris. Situs Anshar.net jelas situs tersebut dapat dikategorikan sebagai situs perluasan paham teroris dengan mengatasnamakan jihad. Jika melihat isi situs, yang menarik adalah tercantumnya nama Mukhlas, pelaku bom Bali I, sebagai Syaikh Mukhlas atau Ustadz Mukhlas yang aslinya bernama Ali Ghufran Al-Tanjuluni hafidzahullah memberikan wasiat kepada semua kaum muslimin.
3. Terkait dengan Blog alufuq.wordpress.com maupun Blog Noordin M. Top (yang saat itu ternyata Noordin benar masih hidup dan diyakini menulis blog tersebut) beberapa waktu lalu, apalagi melihat isi dari situs tersebut dengan beberapa sasaran yang diinginkan, Baiknya, blog-blog terkait terorisme jangan dianggap angin lalu. Sebab, dari substansi komunikasi ada hubungan antara yang disampaikan dengan kejadian yang ada.
Dari fenomena yang ada dua hal yang bisa ditarik, pertama, adalah bahwa terorisme telah menggunakan media baru seperti internet untuk berkomunikasi, baik sesama teroris maupun untuk mencari pengikut. Kedua, dengan sifat internet yang global dan canggih, para pelaku terorisme nampaknya mempunyai latar belakang pendidikan dan pemanfaatan internet yang cukup bagus serta bersifat lintas negara.
Walaupun kelihatannya, audiens yang ingin diajak berkomunikasi adalah komunitas berbahasa Indonesia (dan Melayu), namun bisa jadi situs ini dikendalikan dari dalam negeri. Pemanfaatan Blog merupakan metode baru, dimana berbeda dengan situs dengan domain tertentu yang lebih mudah ditelusuri, blog punya tingkat kesulitan cyber forensic yang lebih tinggi, apalagi dengan sifat internet yang anonimous. Memang bisa saja, itu bukan dikerjakan para teroris, tapi bukan berarti tak terkait dengan ”sekrup” terorisme di tanah air.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar