21 Januari 2010

Tips Menghindari Dampak Sistemik Pembobolan Bank Berbasis TI

Dampak sistemik tidak hanya terjadi pada bank gagal, seperti kekhawatiran yang terjadi pada Kasus Bank Century. Kasus pembobolan dana nasabah yang terutama terjadi di Bali, bisa juga dikatakan berdampak sistemik, hal ini bisa dilihat dari aktivitas masyarakat yang akan langsung mengecek rekeningnya sejak kemarin dan kemungkinan akan meningkat hari ini. Dan korban pun, bukan tidak mungkin akan meningkat.



Ada beberapa modus sebenanrnya terkait dengan bobolnya dana nasabah yang sering terjadi:



1. Penipuan melalui SMS, dimana dikatakan penerima SMS menerima hadiah undian dan diminta segera menghubungi pengirim SMS. Pengirim SMS biasanya membawa-bawa nama operator telekomunikasi. Meski, dari nomor pengirim ternyata nomor individu yang berasal dari kartu prabayar. Pelaku kejahatan biasanya meminta penerima SMS mengirim sejumlah dana ke pelaku melalui ATM.



2. Terjadinya duplikasi kartu ATM. Ini bisa terjadi karena adanya ATM yang disisipin alat untuk membaca ATM konsumen dan adanya spy camera di tempat-tempat ATM. Data konsumen kmudian di kloning dan ATM kloning-an itulah yg dipakai untuk menguras uang nasabah



3. Terjadinya penggunaan kartu kredit orang lain



4. Pencurian data melalui internet banking



Modus-modus tersebut bisa dilakukan secara individu, kelompok bahkan sindikat terorganisir. Bukan tidak mungkin pula ornag dalam terlibat dalam hal pembocoran data nasabah.







Tips menghindari modus tersebut:



1. Masyarakat berhati-hari untuk tidak mempercayai SMS yang mengatakan penerima SMS mendapat undian dan harus mentransfer sejumlah uang untuk pajak undian. Jika Anda mendapat informasi itu, perlu konfirmasi ke penyelenggara undian lebih dulu.



2. Berhati-hati untuk menggunakan ATM. Datanglah ke ATM yang jelas, di cabang/KCP bank. Waspadai jika ada camera mengintai dan ATM yang mencurigakan, baik lokasi ATM (ATM yang tiba-tiba ada, dan mungkin kemudian besoknya menghilang) maupun ada alat tambahan di ATM. Jika berbelanja berhati-hati, untuk kartu debit/kartu kredit, selalu ikuti ke mana kartu akan digesek. Bukan tidak mungkin, terutama kartu kredit, data yang ada di kartu disalin, dan diginakan secara tdk bertanggung jawab. Selain itu, PIN juga baiknya diubah secara periodik.



4. Lakukan transaksi internet banking ke situs resmi dan hati-hati dengan kesalahan ketik yang mungkin membawa kita ke situs bank palsu. Lakukan perubahan password secara reguler.



5. Jangan gunakan kartu kredit ke situs-situs internet yang tidak dipercayai dan tidak memberikan keamanan transaksi.



6. Jangan gunakan PIN yang terkait dengan tanggal lahir, nomor KTP, SIM, Passport, yang memungkinkan mudah dibobol ketika dompet atau tas kita hilang secara bersamaam



7. Masyarakat/nasabah bank harus secara reguler mengecek saldo di bank melalui buku tabungan atau di ATM yang aman di cabang-cabang/KCP bank yang dimaksud.



8. Perbankan harus memperkuat sekurity pengamanan data nasabah dan network penggunaan internet maupun mobile banking.
9. Sistem pemanfaatan Kartu Kredit harus ditingkatkan pengaman dengan kartu chip. Sementara untuk internet bank, perlu dilengkapi dengan token. (Heru Sutadi)

Tidak ada komentar: