Puisi Kemerdekaan Untuk Sahabat*
Karya: Heru Sutadi
Sahabat,
masih ingat kah engkau
saat proklamasi dikumandangkan
dari depan sebuah rumah di Pegangsaan Timur
hari ketujuh belas bulan Agustus
Peristiwa itu sudah sekian tahun berlalu
tapi tanpa itu, tak ada negeri indah bernama Indonesia
pasang surut, susah senang, mengiringi kehidupan bumi pertiwi
Sahabat,
perjalanan dan kerja belum ini selesai
kemajuan memang terasa, tapi itu belum apa-apa
puluhan juta rakyat masih terjerat kemiskinan
puluhan juta rakyat belum mendapat pekerjaan
jalan-jalan rusak masih berserakan
listrik-listrik masih padam secara bergiliran
sementara negara-negara lain berlari makin kencang
yang mungkin meninggalkan kita di belakang
Sahabat,
ingatkah engkau
Kemerdekaan ini bukanlah hadiah dari penjajah
Kemerdekaan diperjuangkan dengan segenap raga, darah, jiwa
Sahabat,
sekian tahun sudah berlalu
tak ada lagi Soekarno, tak ada Hatta, tak ada Bapak bangsa
tapi semangat, cita-cita, harus terus dipelihara
sebab perjalanan belum selesai
kesejahteraan masih harus diperjuangkan
kecerdasan masih harus kita kejar
kemandirian jangan cuma diwacanakan
hutan-hutan harus terus dilestarikan
Negara Kesatuan tetap harus dikedepankan
Sahabat,
negara demokrasi akan kita masuki
demonstrasi sudah seperti nasi
kampanye digelar di sana sini
Presiden dan DPR pun bisa berganti-ganti
korupsi sedang dibasmi
membuat petinggi negeri masuk bui
Sahabat,
pancaroba sedang sama-sama kita alami
perubahan ada di sana sini
semoga semua bukan sekadar basa-basi
agar kemerdakaan ini menjadi lebih berarti
Bagi Mu Negeri
Jiwa Raga kami.
*Bagian dari Pentalogi: Indonesia Kini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar