21 Maret 2009

Profil di Majalah Clear After Hours


Ngoprek-ngoprek Google, ternyata ada file lama berupa wawancara dengan Majalah "Clear After Hours" dan dibuatkan jadi profil. Berikut isinya (terima kasih Clear After Hours, dan Google tentunya):





Pakar Telematika Terkemuka Indonesia



Pria satu ini erat kaitannya dengan perkembangan, kebijakan, dan kejahatan dalam dunia teknologi informasi dan telematika. Heru Sutadi bekerja sebagai konsultan teknologi informasi di Indonesia dan beberapa negara seperti Arab Saudi, Amerika Serikat, Taiwan, Singapura, Malaysia, Hong Kong, Korea Selatan, dan Jerman. Simak petikan tanya jawab Syahida Taher dengannya mengenai telematika dan e-lifestyle.


Sebenarnya apa definisi telematika?



Terminologi sistem yang digunakan pada roda kendaraan atau juga diaplikasi pada teknologi Global Positioning System (GPS) yang terintegrasi dengan komputer dan teknologi komunikasi bergerak atau dapat pula disamakan dengan ICT (Information Communication Technology), yaitu telekomunikasi, media, dan informatika berkonvergen.



Bagaimana perkembangan teknologi internet di Indonesia dikaitkan dengan e-lifestyle?


Teknologi internet Indonesia cukup berkembang namun tidak semulus yang diharapkan. Penetrasi pengguna internet belum sampai 10% dari populasi penduduk. Belum lagi masalah densitas yang tidak merata hingga ke sudut desa. Target desa PINTER (Punya Internet), baru akan selesai tahun 2025. Hanya saja kecenderungan penggunaan memang meningkat dan yang lebih menarik Indonesia ternyata kampium di bidang kejahatan Internet. Indonesia sempat berada di posisi puncak dan masih berada di 10 besar dunia.



Apakah masyarakat Indonesia sudah aware terhadap teknologi internet sebagai life style?


Sebagian memang sudah aware terhadap teknologi internet, bahkan menjadikannya sebagai lifestyle untuk mempermudah aktivitas. Namun banyak juga yang bahkan belum pernah melihat dan mengoperasikan komputer.



Apa tanggapan Anda terhadap manipulasi foto dan rekayasa teknologi yang menimpa kalangan artis?


Foto itu kadang-kadang benar foto artis yang bersangkutan. Misalnya Syaharani dan Mayang Sari. Namun, banyak pula foto yang tadinya biasa saja dengan rekayasa teknologi menjadi seperti asli. Sesungguhnya, untuk menentukan foto tersebut asli atau palsu tidaklah begitu sulit. Jika foto-foto yang tersebar cukup banyak maka foto tersebut asli, sebab sulit membuat banyak foto palsu dengan konsistensi.



Sudah banyakkah pakar telematika di Indonesia?


Angka pastinya saya tidak tahu. Namun pakar telematika itu bukan hanya mengerti internet saja, namun juga mengusai teknologi, regulasi dalam bidang telekomunikasi, dan juga media. Nah, pakar telematika Indonesia banyak yang bekerja di luar negeri.



Kapan kira-kira kita bisa efektif menggunakan internet untuk melakukan semua transaksi?


Cukup efektif menggunakan internet untuk transaksi seperti perbankan. Hanya yang ditakutkan bukanlah hacker tapi carding, penjahat kartu kredit. Itu menjadi tantangan bagi yang menawarkan belanja lewat internet atau online banking untuk memperhatikan sistem keamanan sebelum layanan tersebut dibuka ke publik. Kepastian hukum mengenai transaksi elektronik menjadi paling penting. Untuk itu, UU yang mengatur informasi dan transaksi elektronik mutlak diperlukan.



Apakah Anda sependapat dengan pakar telematika lain? Bisakah kita percaya kepada satu sumber saja?


Untuk beberapa kasus saya sepakat dengan pendapat pakar lain, namun terkadang berbeda juga. Perbedaan itu jangan dianggap sebagai bibit permusuhan tapi anugerah yang menjadikan dunia telematika Indonesia lebih dinamis. Di dunia telematika kita tidak bisa merasa "jago" sebab teknologi berkembang cepat. Ada baiknya memang kita tidak mendengarkan atau mempercayai satu sumber saja karena mungkin sangat subyektif. Untuk itu, kita perlu menyaring dan mencari pendapat lain, sehingga informasi yang subyektif bisa menjadi lebih obyektif.



Anda sering bepergian ke luar negeri karena pekerjaan. Negara mana yang jadi favorit?


Saya pernah bekerja di sekitar 13 negara. Saya suka Arab Saudi karena kehidupan beragama yang lebih fokus termasuk menunaikan ibadah haji. Saya juga telah menganggap Jerman negara kedua saya karena di sana saya mendapat penghasilan cukup lumayan untuk membeli rumah dan kendaraan di Indonesia.



Apa feedback pekerjaan terhadap lifestyle Anda?


Saya sangat bergantung terhadap notebook berikut akses internet. No life without internet connection. Walaupun hanya untuk membuka email dan membaca berita-berita terkini dari media online. Selain internet, yang tak bisa ditinggalkan adalah HP. Hanya saja, jika dibawa ke luar negeri otomatis tagihan akan membengkak. Makanya terkadang, saya membeli kartu prepaid setempat agar lebih ekonomis.

Tidak ada komentar: